TELAGA SARANGAN, JAWA TIMUR, INDONESIA
TELAGA SARANGAN, JAWA TIMUR, INDONESIA
Telaga Sarangan adalah tempat wisata yang ada di Magetan , Jawa Timur. Berkali-kali saya ke sana, dan rasanya memang selalu ingin kesana setiap liburan
Saya sering ke sini
bareng keluarga karena ini satu-satunya objek wisata yang terdekat dengan
kampung halaman orang tua saya yang ada di Bojonegoro dan Ngawi.Hal yang dilakukan ya tetap tetap saja namun saya tidak pernah bosan .
Telaga Sarangan, atau yang juga
dikenal dengan Telaga Pasir, terletak di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan,
Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 16 km dari Magetan. Tingginya
sekitar 1.287 meter dari permukaan laut. Danau Sarangan dapat ditempuh dari 2
penjuru, dari arah Madiun dan dari arah Solo (ada dua alternatif: jalan lama yang terkenal dengan
area Cemoro Sewu; cenderung curam dan menakutkan, yang kedua jalan baru, lebih
landai sekalipun jarak tempuhnya lebih jauh).
Suhu di Sarangan berkisar 18o-25o.
Kondisi air danau ini cenderung tenang. Sekalipun jika angin kencang melanda,
air danau bisa saja mengerikan karena ombaknya naik hingga pembatas jalan. Danau
ini memiliki pulau kecil di bagian tengahnya, yang sayangnya tidak digunakan.
Tepian danau seperti terbagi 2. Pemukiman dan hutan. Pemukiman letaknya dekat
pintu masuk, terdapat pemukiman warga yang disewakan, losmen-losmen, hingga
hotel.
Pulau di Tengah Danau |
Pemukiman di Tepi Danau |
Di Sarangan kita bisa melakukan
beberapa hal berikut:
Ada banyak alternatif untuk keliling danau.
Bisa dengan kendaraan pribadi (mobil cukup sulit karena jalannya yang sempit untuk mobil , tapi kalau motor, monggo).
Bisa jalan kaki, sekalian olahraga, tapi harus hati2 agar tidak menginjak kotoran
kuda. Sewa kuda; tarif Rp 40.000 per putaran (harga per 2014). Naik motor boat;
tarif Rp 60.000 per putaran (harga per 2014). Atau naik sepeda air
(bebek-bebekan); tarif Rp 40.000 per jam (harga per 2014). Sebenarnya ini harga
yang berlaku secara normal. – Tarif ini berlaku untuk wisatawan pada umumnya.
Perahu - Motor Boat |
Naik Kuda Keliling Danau |
2. Lihat monyet
Mau liat monyet-monyet liar berkeliaran? Di
tepi danau sisi kanan kita bisa melihatnya. Waktunya tidak pasti, kadang mereka
keluar, kadang juga tidak. Hanya memang kita harus berhati-hati. Sebagaimana
monyet liar, terkadang mereka berusaha merebut makanan atau benda apapun dari
tangan kita. Biasa warga sekitar menjual kacang tanah untuk kita memberi makan
monyet-monyet ini.
Monyet Liar |
Berjalan ke sisi lain dari danau, terdapat
gerbang kecil dengan monumen pesawat di depannya (konon untuk mengenang
daerah Magetan sebagai pusat AURI). Dari gerbang ini, kita bisa
menyewa motor atau kuda untuk membawa kita setengah jalan menuju air
terjun. Setengah
(atau mungkin lebih) perjalanan sisanya harus kita tempuh dengan
berjalan kaki.
Karena tapaknya tanah berbatuan dan berundak, hanya sedikit yang sudah
diperkeras. Tak usah khawatir kecapaian, ada bapak tua penjual tongkat
yang
bisa kita beli secara sukarela, warung-warung peristirahatan yang
menyediakan
gorengan, minuman, dan beberapa pondokan tempat duduk sejenak. Sementara
jalan
di tepian air terjun sudah diperkeras karena memang agak sedikit licin.
Pesawat Monumental |
Air terjunnya tidak terlalu besar, tapi
cukup rapi dan bersih. Airnya dingin dan segar. Konon, airnya bisa bikin awet
muda, hihihi. Di sekitar air terjun terdapat pondokan-pondokan yang menjual
jajanan khas Sarangan, sate ayam dan sate kelinci. Sepanjang perjalanan menuju
air terjun biasa ada seorang photographer yang akan menuntun dan menjadi guide
kita. Sesampainya di atas, dia akan mengambil gambar kita di air terjun,
kemudian dicetak saat itu juga. Sebenarnya memang hak kita untuk tidak membeli,
tetapi rasa sungkan karena sudah ditemani sepanjang jalan tentunya membuat kita
membelinya.
Setapak Menuju Air Terjun |
Air Terjun |
Apabila ingin berwisata ke air terjun
disarankan pagi-pagi sekali. Karena selain hawanya masih bersih, tempatnya
masih sepi, dan panas matahari belum menyengat. Siapkan pula kamera karena
sepanjang jalan kita disuguhi hamparan sawah hijau.
Pemandangan Sawah 1 |
Pemandangan Sawah 2 |
4. Belanja
Pedagang Sepanjang Jalan |
Belanja di Sarangan termasuk salah satu
kegiatan yang menyenangkan. Menyusuri pondokan-pondokan di sepanjang tepian
danau yang menjual berbagai macam souvenir dan benda-benda kerajinan tangan,
dengan harga yang cukup terjangkau. Jika memiliki waktu cukup luang, usahakan
tidak langsung membeli pada satu penjual, melainkan bandingkan harga terlebih
dahulu. Kebanyakan benda yang dijual di pondokan-pondokan itu serupa, namun
dengan harga yang beragam, bisa selisih Rp 1.000 – Rp 5.000 rupiah. Jangan ragu
menawar, terkadang ketika mereka tau bahwa kita orang luar daerah, mereka
cenderung menaikkan harga.
Pengalaman saya, berbelanja di sore hari
lebih menyenangkan. Sekalipun lebih ramai, namun terkadang mereka memberi harga
‘tutup toko’ alias lebih murah, atau langsung harga minimal penjualan.
5. Wisata kuliner
Yang terakhir tentunya : makan-makan. Suhu
yang dingin membuat beragam makanan yang dijual di sini laris manis. Ciri khas
di Sarangan adalah sate kelinci. Sate kelinci di sini memang empuk dan enak,
pengolahan bumbunya dibuat mirip sate ayam, sehingga kita tidak akan mampu
membedakan mana yang ayam, mana yang kelinci. Dan kedai-kedai sate ini sangat
menjamur di tepi danau, belum termasuk pedagang yang sifatnya keliling.
Sate Kelinci |
Jajanan lain yang selalu ada; selain restoran
dan warung; adalah bakso. Bakso juga cukup enak, dijual dengan gerobak atau
dijinjing keliling. Adapula jajanan yang hanya sewaktu-waktu. Misalnya ketan,
nasi pecel, dan jagung kukus yang dijual hanya pagi hari. Serta ronde, nasi goreng,
roti bakar, jagung bakar, yang hanya dijual di malam hari.
Nasi Pecel |
Ketan |
Lalu lintas di tepi danau hampir
tidak pernah sepi. Mobil, motor, kuda, pedagang, dan wisatawan tumpah ruah ke
jalanan. Hanya pada pagi hari saja jalanan terlihat lengang. Mungkin cuaca
dingin membuat orang malas keluar. Waktu jalanan sepi inilah biasanya
dimanfaatkan petugas untuk membersihkan sampah atau kotoran kuda yang terkadang
berserakan. Pagi hari juga waktunya kuda-kuda makan dan dimandikan, dan motor
boat di-test drive. Pada malam hari, kebanyakan orang juga berkeliling mencari
makanan dan bermain kembang api. Bagi yang malas, cukup menonton kembang api
yang bertebaran di angkasa.
Kepadatan Lalu Lintas Tepi Danau |
Kembang Api Amatir |
Tempat wisata Telaga Sarangan
menurut perkiraan saya dikelola dari satu unit koperasi daerah. Karena pengaturannya
rapi, tarif layanan hingga barang dagangan yang dijual seragam, dan kebersihan
tempat sangat terjaga.
Telaga Sarangan kini sudah memiliki
lebih banyak penginapan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dulu, penginapan
hanya rumah warga yang disewakan. Jaraknya pun cukup jauh dari tepi danau. Lama
kelamaan didirikan hotel yang lebih mirip losmen di sekitar tepi danau, dan
beberapa hotel kecil khusus rombongan. Kini sudah ada hotel yang modern dan
bertingkat yang semakin bertumbuh di tepian danau. Dulu mobil masih sanggup
berlalulalang di tepian danau. Sekarang, kalau kita belum booking kamar di
sebuah hotel, maka kita dilarang masuk karena akan menambah kemacetan lalu lintas.
Usahakan datang dan pergi sebelum siang karena jalanan tepi danau akan sangat
padat.
0 komentar: