Sang Bintang ( Cerpen )
Ketika
dunia mulai berakhir, kau malu terhadap dirimu sendiri karena bercucuran air
mata di kamar tidurmu seharian penuh. Kau melihat presiden menangis dan memohon
di TV dan itu membuatmu panik. Kau berbaring di tempat tidurmu dengan selimut
sampai ke hidungmu, menangis, menolak untuk menjawab panggilan di pintu ketika
pembantu, manajermu, asistenmu, dan akhirnya orang tuamu memohon agar kau
keluar dari kamarmu.
Setelah
dua puluh empat jam, ayahmu melepaskan daun pintu dari engselnya dan menyeretmu
ke lantai bawah ke dalam ruang keluargamu yang dihiasi dengan karpet putih dan
dipan kulit. Kau menendang dan berteriak sampai dia harus mengangkatmu dan
membawamu di pundaknya. Kau memanggilnya brengsek dan mengancamnya untuk
mengambil kembali Mercedes yang telah kau beli untunya pada natal tahun lalu.
Ibumu
duduk dengan khidmat di atas dipan, tangannya mengepalkan tinju di atas koran
yang ada di pahanya. Dia bilang semua sudah berakhir.
Kau
menatap dengan tajam; kau bertanya apa yang sebenarnya terjadi, dan akankah kau
tetap berada di acara talk show bulan depan?
Stasiun
televisi semuanya berwarna yang sama dan statis. Ayahmu berkata bahwa acara
talk show telah tiada, dan tidak perlu khawatir tentang itu. Dia mengatakan
padamu bahwa ada hal yang lebih penting yang sedang terjadi sekarang. Bagaimana
bisa kau tidak khawatir? Kau seharusnya melakukan debut bulan depan yang
bertepatan dengan rilis albummu yang terbaru.
Ibumu
mengatakan padamu bahwa album itu tidak akan jadi, dan dia mengepalkan tinjunya
lebih kuat dari sebelumnya. Kau tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
Bagaimana bisa dia mengatakan itu? Pasti akan ada album. Dan pasti akan ada
televisi. Kau mengatai orang tuamu idiot, dan ini akan segera berakhir dalam
beberapa hari, segera saat mereka menggantikan presiden pengecut itu.
Ibu
mengatakan bahwa dunia akan segera berakhir. Mereka telah menjatuhkan bom,
katanya dengan pahit.
Ada
berbagai macam penyakit dan racun radiasi yang menyebar ke semua penjuru negara,
kata ayahmu.
Tidak
di LA, teriakmu dengan nada menantang.
Ibumu
memegang koran-koran itu sekali lagi. PERANG berada di tiap halaman depan koran-koran
tersebut, bersamaan dengan spekulasi takdir kiamat untuk negara tersebut,
termasuk LA. Kau merasa muak, pusing. Kau ingin tahu apa yang telah kau lakukan
sehingga pantas untuk menerima ini, dan bagaimana mungkin seseorang dapat
melakukan hal seperti itu sebelum kau mendapatkan kesempatan untuk
menyelesaikan hal-hal yang sangat berarti untukmu.
***
Dua
hari kemudian, ibumu dan ayahmu mendiskusikan cara untuk bertahan hidup, dan
mengisi gallon dengan air dari keran untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. Ayahmu khawatir kalau-kalau listrik akan padam. Kau duduk di ruang
keluargamu khawatir kenapa semua pembantu berhenti bekerja sehari sebelumnya,
dan kalau-kalau asistenmu akan memanggilmu kembali. Satu-satunya koneksi ke
dunia luar adalah radio, dan sangat susah untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya
di antara tangisan dan doa di setiap channel. Di stasiun musik pop, dj-nya
berkata berulang-ulang bahwa ini hanya soal waktu. Ayahmu mengatakan padamu
untuk mengubahnya ke saluran AM karena mereka lebih punya naluri di AM, sialan.
Kau
mendengar laporan kematian dan pengrusakan di setiap penjuru negara, dan
satu-satunya hal yang kau pikirkan adalah bahwa kau berharap LA akan baik-baik
saja. Bahkan setelah laporan orang-orang meninggal di mobil mereka, kau
membayangkan Rodeo Drive akan sama seperti sebelum-sebelumnya, tidak tersentuh
oleh hal nakal seperti perang, kegilaan dan kematian. Bagaimana bisa tempat
seindah Hollywood dihancurkan? Tidak ada yang berani mengacaukan LA, katamu,
dan ayahmu tidak akan melihatmu di matamu.
Ketika
listrik padam malam hari itu, matamu dipenuhi dengan tangisan frustasi, dan kau
menyalakan lilin beraroma yang telah kau simpan untuk saat-saat spesial.
Radionya masih memiliki baterai, tapi itu tak akan bertahan lama. Ayahmu
mengatakan padamu untuk menjaganya, dan berhenti untuk menyalakan radio terlalu
lama. Kau mengatakan padanya untuk diam, dan bahwa kau bisa mendapatkan beribu
baterai. Laki-laki yang ada di radio mengatakan bahwa sebagian besar dari
pesisir timur telah dihancurkan, bersamaan dengan Detroit dan Chicago. Dia
mengatakan bahwa radiasi sedang mengarah ke arah barat dengan kecepatan siaga,
dan kau berharap kau punya map sehingga kau akan tahu maksudnya. Daripada
cemas, kau mengeluarkan cat kuku pink edisi terbatas itu dan mulai mem-pedicure
dirimu. Itu tidak lama sampai kau menumpahkan botolnya, dan cat kuku tersebut
tumpah ke karpet sampai akhirnya kau tidak berhenti menangis.
Pagi
harinya, ayahmu mengatakan padamu bahwa ibumu sangat sakit, dan dia sendiri
merasa kurang sehat. Kau menggulung matamu dan menyuruh mereka untuk mengambil
beberapa pepto, tapi di dalam dirimu, kau tidak tahan membayangkan kemungkinan
mereka akan mati dan meninggalkanmu sendirian, jadi kau kembali ke kamarmu dan
duduk di depan jendela. Halamanmu terlihat sama. Tidak ada kematian dan
pengrusakan pada propertimu, tapi kau khawatir dengan apa yang berubah di luar
pagar depanmu.
Siang
harinya, kau membawa empat rekor emas-mu dan tiga penghargaan Grammy ke atas,
ke kamarmu jadi kau bisa melihat mereka. Jari-jarimu menjejejaki namamu yang
tertera di penghargaan-penghargaan itu berulang-ulang, dan kau tidak mengerti
bagaimana bisa seseorang yang telah melakukan hal sebanyak ini dalam waktu
sesingkat itu harus melewati sesuatu yang mengerikan seperti ini. Kau adalah
sang bintang, demi Tuhan, kau pantas untuk mendapatkan yang lebih baik daripada
ini.
Ayahmu
sedang memanggilmu dari ruang depan. Dia terdengar sakit. Suaranya serak
berkali-kali, dan dia tersendat-sendat di antara kata-katanya. Kau tidak ingin
dia muntah di karpet di ruang depan, tapi kau menutup mulutmu. Jika dia muntah,
wanita yang biasanya membersihkan rumah akan membersihkannya besok. Kau menarik
selimut ke atas dagumu dan menutup matamu. Suara ayahmu terdengar jauh dan
semakin jauh sekarang saat kau menggenggam Grammy itu dekat ke dadamu dan
menutup matamu dalam-dalam.
Besok
kau akan bangun dan hal-hal akan menjadi lebih baik. Besok kau akan ada di
Tonight Show, dan tampil mempesona seperti biasanya. Besok agenmu akan meminta
maaf karena tidak meneleponmu. Besok kau akan tetap menjadi seorang bintang.
Tamat
0 komentar: